Lomba Debat Antar Kelas: Dampak Tradisi “Kedde” terhadap Pendidikan Anak di Kabupaten Sumba Barat"

 Waikabubak, 27 September 2024 – SMAS Katolik Sint Pieter Waikabubak menggelar lomba debat antar kelas yang kali ini mengusung tema "Dampak Tradisi “Kedde” terhadap Pendidikan Anak di Kabupaten Sumba Barat". Lomba ini diadakan dalam rangka memperingati bulan Bahasa yang jatuh pada bulan Oktober. Debat antar Kelas bagian dari upaya sekolah untuk menumbuhkan kesadaran kritis peserta didik terhadap budaya lokal serta pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan di Kabupaten Sumba Barat.

Tradisi Kedde merupakan salah satu tradisi khas Masyarakat Sumba pada umumnya terlebih khusus dalam masyarakat Sumba Barat yang sering kali menjadi perbincangan mengenai pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Di satu sisi, Kedde dianggap sebagai sarana penting dalam mempertahankan identitas budaya, namun di sisi lain, terdapat kekhawatiran bahwa praktik tersebut bisa menghambat akses pendidikan bagi anak-anak, terutama pada masa-masa tertentu ketika kegiatan adat membutuhkan keterlibatan anak-anak secara penuh.

Lomba debat ini diikuti oleh perwakilan dari setiap kelas yang telah dipersiapkan dengan baik oleh para Pembina Akademik. Para siswa berdebat secara sengit, namun tetap dalam suasana yang penuh hormat dan sportif. Menurut Ketua Panitia Lomba Bulan Bahasa Ibu Yolanda Fransisca Ratu Kore, S. Pd mengatakan bahwa lomba debat ini dibagi menjadi 2 bagian yakni kelompok yang pro dan ada kelompok yang Kontra terhadap Budaya Kedde.  Beberapa poin penting yang diangkat oleh tim pro antara lain adalah bagaimana Tradisi Kedde dapat memperkuat nilai-nilai kebersamaan, tanggung jawab sosial, serta pembelajaran informal yang juga penting bagi perkembangan anak. Sementara tim kontra lebih menyoroti bagaimana tradisi ini sering kali mengalihkan fokus anak-anak dari pendidikan formal, sehingga berdampak pada prestasi akademis dan menimbulkan angka rentan putus sekolah pada anak-anak.

Lebih lanjut Ibu Yolan mengatakan bahwa debat ini bukan hanya bertujuan untuk mengasah keterampilan komunikasi siswa, tetapi juga untuk membuka wawasan mereka terkait pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan pendidikan formal. Kami berharap, melalui debat ini, siswa dapat lebih memahami dampak tradisi terhadap pendidikan mereka dan dapat menjadi agen perubahan di masyarakat.

Saat ini debat masih berlangsung dengan antusias dan di saksikan oleh semua peserta didik. Lomba debat ini juga menjadi cerminan dari upaya SMAS Katolik Sint Pieter Waikabubak dalam mengintegrasikan 5 Panca Olah Pendidikan Karakter SMAS Katolik Sint Pieter Waikabubak yakni: Olah Pikir, Olah Rasa, Olah Hati, Olah Raga dan Olah Terampil. ***by: Peter Malo, S. Fil***